Seandainya ada seseorang yang selamat dari
maut, niscaya manusia yang paling mulia pun akan selamat. Namun maut merupakan
Sunnah-ketetapa n-NYA atas seluruh makhluk.
ALLAH berfirman: ''Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi
wa sallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" [Az
Zumar:30].
Kematian datang berulang-ulang, menjemput
setiap orang, orang tua maupun anak-anak,
orang kaya maupun orang miskin, orang kuat
maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak
ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari
orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu
mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi.
Tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. Hanya di tangan ALLAH
semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tangan-NYA, mengambil kembali yang
telah DIA berikan pada ajal yang telah digariskan.
ALLAH Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan".
[Ali Imran:185].
Tidak ada manusia yang kekal di dunia ini.
َ "KAMI tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. KAMI akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarny a). Dan hanya kepada KAMI-lah
kamu dikembalikan" [Al Anbiya(34): 35].
~Liang lahat tempatku kelak,berupaya
mengingat kematian~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar